Ditengarai revolusi seksual tahun 1960-1970-an 'bertanggung jawab' atas meningkatnya sejumlah kasus kanker lidah dan amandel. Sejumlah ahli pun berkumpul bersama dalam suatu konferensi membahas permasalahan tersebut.
Seks liar yang dimaksud adalah aktivitas seks oral yang menggairahkan bagi sejumlah pasangan. Memang aktivitas semacam ini ada yang menyebut sudah setua sejarah manusia, yakni saat Cleopatra melakukannya kepada 100 perwira Romawi. Namun dengan semakin bermunculannya aneka virus, aktivitas seks oral bisa menimbulkan penyakit yang mematikan.
Kegiatan seks oral pun konon semakin banyak dilakukan para pasangan. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut dianggap erotis dan lebih intim.
Para ahli yang berkumpul antara lain ahli kepala dan leher, radiologi, serta ahli klinis lainnya. Mereka mendiskusikan meningkatnya kasus penyakit yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).
Direktur Head and Neck Department di Princess Alexandra Hospital yang juga President Australia and New Zealand Head and Neck Cancer Society, Associate Professor Ben Panizza mengatakan bahwa lonjakan kasus penyakit tersebut bisa terjadi akibat langsung dari revolusi seksual tahun enam puluhan dan tujuh puluhan.
Menurut dia peningkatan penderita kanker oropharyngeal atau kanker lidah, amandel dan belakang mulut mengalami peningkatan. Jika sepuluh tahun lalu hanya sekitar satu pasien setiap dua pekan, sekarang sekitar dua kasus per pekan. Demikian dilansir Mail Courier dan dikutip timesofindia pada Kamis (8/11/2012).
Dia menjelaskan kanker oropharyngeal dibagi menjadi dua jenis. Pertama, disebabkan infeksi human papilloma virus dan yang kedua disebabkan oleh minuman keras dan merokok.
"Sebelumnya kasus yang paling sering kita temui adalah yang disebabkan oleh faktor kedua. Biasanya butuh waktu bertahun-tahun alkohol dan penyalahgunaan tembakau menyebabkan kanker jenis ini, dan pasien umumnya orang tua," kata Prof Panizza.
Menurut Prof Panizza, paparan virus memiliki fase yang panjang. Sehingga jarak antara paparan virus dan munculnya gejala butuh waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Itu makanya dia mencurigai perubahan perilaku seksual di tahun 60-an dan 70-an yang menjadi pemicunya.
"Sekarang kami lihat pasien-pasiennya lebih muda, usia pertengahan, yang mengembangkan kanker akibat dari infeksi human papilloma virus, di mana banyak juga orang yang mengasosiasikan dengan kanker serviks," tambah Prof Panizza.
Sebelumnya berdasarkan penelitian disebutkan sekitar 7 persen dari 14,9 juta orang dewasa dan remaja di Amerika terinfeksi HPV. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 persen pria usia 14-69 tahun mengalami infeksi HPV oral lebih besar dibandingkan pada wanita yang hanya sekitar 3,6 persen. Rupanya kanker mulut akibat seks oral lebih banyak terjadi pada pria ketimbang wanita.
Oral seks aman dilakukan apabila pasangan satu sama lain tidak mengidap penyakit menular seksual. Dengan demikian tidak ada bakteri atau virus yang berbahaya. Untuk itu kebersihan mulut dan kelamin harus benar-benar dijaga. Jika terdapat luka atau tukak pada mukosa mulut, sebaiknya seks oral tidak dilakukan. Dental dam pun bisa digunakan untuk menjaga agar cairan dari alat kelamin tidak masuk ke rongga mulut.
Ditengarai revolusi seksual tahun 1960-1970-an 'bertanggung jawab' atas meningkatnya sejumlah kasus kanker lidah dan amandel. Sejumlah ahli pun berkumpul bersama dalam suatu konferensi membahas permasalahan tersebut.
Seks liar yang dimaksud adalah aktivitas seks oral yang menggairahkan bagi sejumlah pasangan. Memang aktivitas semacam ini ada yang menyebut sudah setua sejarah manusia, yakni saat Cleopatra melakukannya kepada 100 perwira Romawi. Namun dengan semakin bermunculannya aneka virus, aktivitas seks oral bisa menimbulkan penyakit yang mematikan.
Kegiatan seks oral pun konon semakin banyak dilakukan para pasangan. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut dianggap erotis dan lebih intim.
Para ahli yang berkumpul antara lain ahli kepala dan leher, radiologi, serta ahli klinis lainnya. Mereka mendiskusikan meningkatnya kasus penyakit yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).
Direktur Head and Neck Department di Princess Alexandra Hospital yang juga President Australia and New Zealand Head and Neck Cancer Society, Associate Professor Ben Panizza mengatakan bahwa lonjakan kasus penyakit tersebut bisa terjadi akibat langsung dari revolusi seksual tahun enam puluhan dan tujuh puluhan.
Menurut dia peningkatan penderita kanker oropharyngeal atau kanker lidah, amandel dan belakang mulut mengalami peningkatan. Jika sepuluh tahun lalu hanya sekitar satu pasien setiap dua pekan, sekarang sekitar dua kasus per pekan. Demikian dilansir Mail Courier dan dikutip timesofindia pada Kamis (8/11/2012).
Dia menjelaskan kanker oropharyngeal dibagi menjadi dua jenis. Pertama, disebabkan infeksi human papilloma virus dan yang kedua disebabkan oleh minuman keras dan merokok.
"Sebelumnya kasus yang paling sering kita temui adalah yang disebabkan oleh faktor kedua. Biasanya butuh waktu bertahun-tahun alkohol dan penyalahgunaan tembakau menyebabkan kanker jenis ini, dan pasien umumnya orang tua," kata Prof Panizza.
Menurut Prof Panizza, paparan virus memiliki fase yang panjang. Sehingga jarak antara paparan virus dan munculnya gejala butuh waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Itu makanya dia mencurigai perubahan perilaku seksual di tahun 60-an dan 70-an yang menjadi pemicunya.
"Sekarang kami lihat pasien-pasiennya lebih muda, usia pertengahan, yang mengembangkan kanker akibat dari infeksi human papilloma virus, di mana banyak juga orang yang mengasosiasikan dengan kanker serviks," tambah Prof Panizza.
Sebelumnya berdasarkan penelitian disebutkan sekitar 7 persen dari 14,9 juta orang dewasa dan remaja di Amerika terinfeksi HPV. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 persen pria usia 14-69 tahun mengalami infeksi HPV oral lebih besar dibandingkan pada wanita yang hanya sekitar 3,6 persen. Rupanya kanker mulut akibat seks oral lebih banyak terjadi pada pria ketimbang wanita.
Oral seks aman dilakukan apabila pasangan satu sama lain tidak mengidap penyakit menular seksual. Dengan demikian tidak ada bakteri atau virus yang berbahaya. Untuk itu kebersihan mulut dan kelamin harus benar-benar dijaga. Jika terdapat luka atau tukak pada mukosa mulut, sebaiknya seks oral tidak dilakukan. Dental dam pun bisa digunakan untuk menjaga agar cairan dari alat kelamin tidak masuk ke rongga mulut.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar