Dikatakan lebih buruk karena penumpukan lemak di sekitar jantung pasti akan mempengaruhi fungsi organ tersebut. Berbagai penelitian mengaitkan lemak di sekitar jantung atau disebut dengan pericardial fat dengan risiko penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol.
"(Banyak duduk) Sangat signifikan hubungannya dengan pericardial fat di sekitar jantung," kata Britta Larsen, a peneliti dari University of California, San Diego yang mempresentasikan temuannya dalam pertemuan American Heart Association, seperti dikutip dari Healthday, Jumat (9/11/2012).
Risiko ini tentu lebih buruk daripada sekedar penampilan atau bentuk tubuh yang tidak ideal ketika lemak hanya menumpuk di sekitar perut saja. Bahkan lemak perut sekalipun juga berhubungan dengan sindrom metabolik, yang antara lain bisa menyebabkan diabetes mellitus.
Dalam penelitian Larsen, memang tidak ditemukan kaitan langsung dengan risiko serangan jantung maupun penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol. Namun demikian, perlu diwaspadai karena berbagai penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya risiko tersebut.
Celakanya lagi, penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa olahraga teratur tidak bisa mengimbangi penumpukan pericardial fat selama duduknya masih terlalu lama. Olahraga hanya mengurangi visceral fat atau lemak yang ada di dalam perut, sehingga satu-satunya cara adalah mengurangi waktu duduk.
Berbeda dengan pericardial fat, lemak dalam perut atau visceral fat lebih berkaitan dengan diabetes mellitus serta penyakit-penyakit metabolik. Meski sulit, lemak di perut masih bisa dikurangi dengan olahraga teratur dan akan lebih optimal jika ditunjang dengan diet rendah lemak dan kalori.
Timbunan lemak di perut dan sekitarnya sudah pasti akan menebal jika seseorang terlalu banyak duduk dan tidak pernah bergerak. Tapi jangan salah, masih ada risiko yang lebih buruk karena tumpukan lemak akan terbentuk juga di jantung.
Dikatakan lebih buruk karena penumpukan lemak di sekitar jantung pasti akan mempengaruhi fungsi organ tersebut. Berbagai penelitian mengaitkan lemak di sekitar jantung atau disebut dengan pericardial fat dengan risiko penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol.
"(Banyak duduk) Sangat signifikan hubungannya dengan pericardial fat di sekitar jantung," kata Britta Larsen, a peneliti dari University of California, San Diego yang mempresentasikan temuannya dalam pertemuan American Heart Association, seperti dikutip dari Healthday, Jumat (9/11/2012).
Risiko ini tentu lebih buruk daripada sekedar penampilan atau bentuk tubuh yang tidak ideal ketika lemak hanya menumpuk di sekitar perut saja. Bahkan lemak perut sekalipun juga berhubungan dengan sindrom metabolik, yang antara lain bisa menyebabkan diabetes mellitus.
Dalam penelitian Larsen, memang tidak ditemukan kaitan langsung dengan risiko serangan jantung maupun penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol. Namun demikian, perlu diwaspadai karena berbagai penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya risiko tersebut.
Celakanya lagi, penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa olahraga teratur tidak bisa mengimbangi penumpukan pericardial fat selama duduknya masih terlalu lama. Olahraga hanya mengurangi visceral fat atau lemak yang ada di dalam perut, sehingga satu-satunya cara adalah mengurangi waktu duduk.
Berbeda dengan pericardial fat, lemak dalam perut atau visceral fat lebih berkaitan dengan diabetes mellitus serta penyakit-penyakit metabolik. Meski sulit, lemak di perut masih bisa dikurangi dengan olahraga teratur dan akan lebih optimal jika ditunjang dengan diet rendah lemak dan kalori.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar